produk jilbab rabani

Rabbani – Dari Lapak Musholla Hingga Peradaban Berkerudung


Underground Tauhid -
Nama Rabbani sebagai pelopor kerudung instant memang sudah cukup besar. Meski saat ini telah banyak produsen lain yang menjual kerudung dengan berbagai macam merk dan gaya, tetapi Rabbani memiliki citra tersendiri yang tak pernah kehilangan konsumen. Hal ini terbukti dari jumlah cabang yang saat ini telah mencapai 136 yang tersebar di seluruh Indonesia dan 1 cabang yang baru saja di buka pada awal Ramadhan kemarin di Malaysia.
Berawal dari motivasi untuk mencari nafkah setelah memutuskan menikah meski belum lulus kuliah Amry Gunawan dan istri Nia Kurnia bahu membahu mengawali usaha dengan menjual perlengkapan sholat, buku, Al-Quran dan busana Muslim. Mereka menjualnya dengan sistem door-to-door serta melalui jaringan pertemanan. Meski pada saat mereka memulai usaha di tahun 1990-an produk-produk Muslim belum menjadi suatu kebutuhan bahkan sempat adanya larangan penggunaan kerudung, mereka tetap istiqomah untuk menjalankan usaha ini karena Allah.
Beberapa waktu berjalan, Amry kemudian memutuskan untuk fokus pada produksi dan penjualan kerudung instant dengan nama Rabbani. Nama Rabbani diambil dari Al-Quran, yang maknanya melalui dakwah ekonomi ini bertekad untuk dapat memberikan kontribusi mewujudkan generasi yang bertauhid kepada Allah yang hidupnya didedikasikan untuk Allah.
Waktu awal menjalankan Rabbani Amry dan Nia belum mengetahui bagaimana prospek kedepannya, tetapi mereka yakin bahwa rezeki itu adalah rahasia Allah. Meski tidak melakukan promosi dan hanya mengandalkan word of mouth alias penjualan dari mulut ke mulut, setiap harinya Allah selalu memberi rezeki dan tidak pernah sampai sama sekali nol dan tercukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
Usaha yang semula dijalankan dari rumah dan dikerjakan sendiri, kemudian meningkat dengan membuka kios kecil sampai kemudian menyewa rumah di Jl. Hasanudin Bandung yang cukup besar untuk dijadikan toko pertama dan dengan merekrut beberapa karyawan. Bermula dari situ, Amry pada saat briefing pagi pada karyawannya berkata; “suatu hari nanti Dipati Ukur akan kita futuhkan…” Dan Alhamdulillah atas ijin Allah dan tekad dari karyawan Rabbani keinginan tersebut terwujud di tahun 2000-an dengan terbelinya lahan dan berdirinya bagungan toko yang menjadi kantor pusat Rabbani di Jalan Dipati Ukur 44 Bandung. Sejak saat itu Rabbani semakin kokoh dan mulai melakukan ekspansi. Dan dari tahun ke tahun omset Rabbani meningkat.
Ada hikmah yang menjadi pelajaran bagi Amry, bahwa rezeki itu ada resikonya. Jika ingin rezeki yang besar maka resikonya pun besar. Dibalik resiko ada rezeki. Perjuangan menjemput rezeki Allah tidak selamanya mulus, ada kalanya mendapat kesulitan dan kepedihan. Namun, selama dijalani atas dasar ibadah kepada Allah, insyaAllah hasilnya menggembirakan.
Karena itu, Rabbani tidak pernah menganggap competitor sebagai lawan yang harus dikalahkan. Persaiangan adalah hal yang lumrah yang terjadi di dunia bisnis. Rabbani menjadikan persaingan sebagai pemicu atau pendorong untuk terus berkarya dan berinovasi dengan lebih baik.
Setiap permasalahan yang muncul, disikapi sebagai tantangan dan akselerasi untuk lebih giat lagi berusaha. Contohnya ketika menghadapi permasalahan SDM yang keluar masuk, dilihat akar masalahnya dan dicari solusi dengan memberi pengertian pada karyawan seperti “bekerja adalah juga ibadah, sehingga harus bersabar.” Dan masalah modal juga sama, ketika ingin berekspansi tetapi kekurangan modal, sementara belum mendapat kepercayaan dari pihak bank, maka harus berpikir kreatif misalnya dengan mendatangkan investor, meski berasal dari teman sendiri.
Saat ini sering kita lihat Rabbani dengan tagline “Profesor kerudung Indonesia,” hal ini berkaitan erat dengan tagline awal sebagai “pelopor kerudung instant” yang pada waktu itu belum ada produsen kerudung yang memproduksi kerudung instant. Kemudian berlanjut dengan tagline “trendsetter kerudung” saat mulai banyak pihak yang mengikuti dan meniru kerudung-kerudung Rabbani. Dan sekarang ini dengan tagline “Profesor Kerudung Indonesia” insya Allah Rabbani berkomitmen meningkatkan kemampuan setara dengan kategori ahli dalam hal kerudung.
Rabbani memiliki cita-cita untuk membangun peradaban dunia berkerudung. Dimana kerudung diterima oleh semua kalangan tidak hanya didalam negeri tapi juga secara internasional.Dari 136 cabang Rabbani beberapa cabang berdiri dengan sistem kemitraan yang mulai dirintis pada tahun 2007.
Rabbani pun memiliki program bagi para calon pengusaha yang ingin mengikuti jejak Rabbani dengan nama TEBAR RAHMAT yang merupakan kependekan dari Ta’lim Bareng Rabbani Raih Manfaat. Program ini semacam pengajian yang tidak sekedar mengaji tapi ada juga program pemberdayaan. Anggota majellis ta’lim Rabbani bisa berjualan produk Rabbani tanpa modal besar. (wn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar